Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ruang Kelas atau Ruang Tunggu Istirahat

Pendidikan - Ruang Kelas atau Ruang Tunggu Istirahat?

Kalian pasti bingung dengan judul yang bertuliskan "Ruang Kelas atau Ruang Tunggu Istirahat". Kali ini saya tertarik membahas tema ini karena akhir-akhir ini dunia pendidikan kita-baik dari tingkat SD hingga perguruan tinggi masih kurang memiliki jiwa kompetitif yang sehat. Banyak persoalan yang seolah-olah sudah dianggap biasa, namun sesungguhnya cukup miris.

Masalah utama adalah ruang kelas yang kehilangan "jiwa" sebagai tempat untuk belajar. Banyak peserta didik hadir secara fisik namun tidak secara mental. Mereka duduk seolah belajar, namun pikirannya entah melayang ke mana. Ruang kelas pun tak lagi menjadi tempat belajar, melainkan ruang tunggu hingga bel istirahat berbunyi atau jam pulang tiba.

Banyak distraksi yang muncul dalam lingkungan peserta didik baik dari dunia nyata maupun dunia maya. Pikiran mereka penuh dengan notifikasi, tugas menumpuk, drama media sosial, dan tekanan nilai. Penuh, tapi bukan berarti fokus.

Fenomena ini menimbulkan kesunyian dalam diskusi, namun bising dalam distraksi. Ketika sesi tanya jawab dimulai, banyak siswa hanya terdiam. Mereka tidak tahu apa yang ingin ditanyakan, bahkan tidak mengerti apa yang telah dibahas. Mengapa? Karena sejak awal mereka tidak benar-benar hadir dalam pembelajaran.

Hal ini juga terlihat dari interaksi yang datar antara pendidik dan peserta didik. Saat guru mulai menjelaskan, sebagian peserta asyik mengobrol, bermain ponsel, atau hanya menatap kekosongan. Namun ketika guru memberikan ruang untuk bertanya, justru keheningan yang muncul. Apakah karena malu? Bingung? Atau karena mereka tidak tahu apa yang perlu dipertanyakan?

Situasi inilah yang membuat saya bertanya kembali: "Apakah ruang kelas kita benar-benar masih berfungsi sebagai tempat belajar, atau hanya menjadi ruang tunggu istirahat?" Ruang kelas yang terlihat aktif secara fisik, ternyata pasif secara intelektual. Jika ini terus dibiarkan, kita akan kehilangan makna dari proses pendidikan itu sendiri.

Sudah saatnya kita semua merefleksikan kembali fungsi ruang kelas. Pendidikan bukan hanya soal hadir dan absen, bukan juga soal nilai dan kelulusan. Melainkan bagaimana setiap individu bertumbuh, memahami, dan memaknai proses belajar.

Ruang kelas seharusnya menjadi tempat di mana proses tersebut terjadi, bukan malah menjadi ruang untuk menunggu waktu berlalu.

Kesiapan belajar anak juga penting. Ini bukan sepenuhnya tanggung jawab peserta didik, tapi juga tugas kita sebagai pendidik: bagaimana menyiapkan ruang kelas dan lingkungan belajar yang mendukung terciptanya peserta didik yang siap belajar. Maka, pertanyaannya adalah: bagaimana kita mengelola ruang kelas agar tidak menjadi ruang tunggu?

Posting Komentar untuk "Ruang Kelas atau Ruang Tunggu Istirahat"