Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapa Bertanggung Jawab Atas Krisis Literasi & Numerasi Pendidikan Indonesia?


Akhir-akhir ini, kita kerap mendengar kabar yang miris tentang potret pendidikan Indonesia: anak SMP belum lancar membaca, sementara anak SMA masih bergulat dengan perhitungan dasar. Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: siapakah yang bertanggung jawab atas kondisi ini? Tanggung jawab pertama, ada pada kita sebagai orang dewasa. Permasalahan ini bukan sepenuhnya kesalahan anak-anak; mereka cenderung meniru atau mengadopsi apa yang ditunjukkan oleh orang dewasa di sekitar mereka, serta menerima informasi seputar pendidikan dari figur yang lebih tua.

Kedua, adalah pemerintah yang mana merekalah yang mengatur seluruh sumber daya manusia dan memberikan anggaran atas pendidikan yang berlaku dalam negara ini, yang mana tanggung jawab ini juga tidak luput dari dukungan masyarakat yang mengerti dan dekat dengan akar masalah tersebut.

Lalu pertanyaannya mengapa kita harus ambil andil dalam menyelesaikan permasalahan ini? Sederhananya apabila kedepannya Negeri ini hanya dipimpin oleh segelintir orang yang menguasai literasi dan numerasi memumpuni, maka akan banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak bijaksana terputuskan.

Maka mari kita luangkan waktu sejenak untuk memahami permasalahan ini bersama-sama dari data dan fakta di lapangan. Bukan dari asumsi atau cerita fiktif semata yang tersebar luas di lingkungan masyarakat. Permasalahan dasar yang minCang dapatkan dari berbagai diskusi dan komentar publik baik dari luring dan daring adalah banyak dari masyarakat kita ketika membahas pendidikan sering melihat negara-negara maju yang jelas-jelas secara sumber daya manusia dan infrastruktur tidak sama. Apalagi budaya, geososial, dan kemampuan dasar yang dimiliki kebanyakan SDM di Indonesia.

Maka hendaknya kita kembali menyesuaikan pendidikan kita baik itu kurikulum, silabur dan komponen pendidikan lainya dengan kenyataan lapangan sesuai dengan kondiri pendidikan kita. Penilaian ini diambil secara umum bukan hanya segelintir seperti hasil dari kejuaraan olimpiade matematika atau sains.

Posting Komentar untuk "Siapa Bertanggung Jawab Atas Krisis Literasi & Numerasi Pendidikan Indonesia?"